wpjGawu9aRgpfO9fHzvWgmM9wYE Berita Iptek: Fungsi aditif minyak pelumas

Selasa, 29 Juli 2008

Fungsi aditif minyak pelumas

Minyak pelumas atau yang lebih kita kenal dengan oli merupakan bagaian yang tak terpisahkan bagi mesin-mesin yang bergerak, jika tidak ada minyak pelumas bisa-bisa rontok itu mesin. Seperti yang kita ketahui, mesin-mesin saat ini bekerja pada kondisi yang berat. Contohnya mobil balap Formula satu yang bisa melaju 350 km/jam, atau juga motor balap yang kecepatannya gila-gilaan, tentu membutuhkan minyak pelumas kualitas tinggi.

Kualitas pelumas yang baik tidak hanya didapatkan dengan cara proses pengolahan maupun pemurnian (purifikasi), tetapi perlu ditambahkan bahan-bahan kimia tertentu yang lebih dikenal dengan aditif.

Aditif yang ditambahkan ke dalam minyak pelumas bertujuan untuk memperbaiki kualitas minyak pelumas. Penambahan aditif dalam minyak pelumas ini berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi, temperatur, dan kerja dari mesin itu sendiri. Oleh karena itu jenis-jenis minyak pelumas berbeda-beda kita temukan di pasaran. Contohnya SAE 20W-40, SAE 10W-40, dll.

Penambahan aditif kedalam minyak pelumas bukan perkara mudah karena minyak pelumas akan bereaksi dengan aditif tersebut, dan juga aditif tersebut akan mempengaruhi aditif lainnya. Oleh karena itu formulasi penambahan aditif terus dilakukan untuk mendapatkan minyak pelumas kualitas tinggi. Berikut ini adalah jenis-jenis aditif yang biasa digunakan.

Deterjen
Merupakan aditif dalam bentuk ikatan kimia yang memberikan kemampuan mengurangi timbulnya deposit dari ruang bakar maupun dari bagian mesin lainnya. Minyak pelumas yang diberi aditif ini bekerja untuk mesin yang beroperasi pada temperatur tinggi. Jenis-jenis diterjen yang digunakan adalah sulfonat, fosfonat, dan fenat.

Dispersan
Aditif yang bekerja pada temperatur rendah yang berfungsi untuk menghalangi terbentuknya lumpur atau deposit di dalam ruang mesin. Aditif ini cocok untuk digunakan pada mesin-mesin mobil kendaraan pribadi yang sering berhenti dan berjalan.

Antioksidan
Karena lingkungan kerja minyak pelumas sering berhubungan (kontak) dengan udara luar pada temperatur dan kondisi kerja tinggi. Minyak pelumas juga kontak dengan logam atau bahan kimia yang bersifat sebagai katalisator oksidasi. Karena hal diatas minyak pelumas akan mengalami sederetan reaksi oksidasi yang dapat menurunkan visikositas minyak pelumas.

Untuk itu antioksidan diberikan kedalam minyak pelumas untuk mengurangi peroksida. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah sulfida, fosfit, disulfida, selenida dan zink ditiofosfat.

Pelindung Korosi
Berfungsi untuk melindungi bahan-bahan non logam yang mudah terkena korosi dalam mesin. Terutama bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi asam dari minyak peluas. Kontaminasi ini terjadi sebagai hasil oksidasi minyak pelumas dan hasil pembakaran bahan bakar yang merembes melalui cincin piston.

Kalau sampeyan mau tahu cara-cara memilih oli yang baik silahkan kunjungi blog ini

Artikel terkait:

Daur ulang oli bekas

sumber: Minyak Pelumas oleh Anton L. Wartawan

0 komentar:

 
© free template by uniQue menu with : CSSplay photo header : pdphoto